Selasa, 27 Desember 2011

Merancang Tone Control Low Noise

By: Sani



Tone control atau pre-amplifier merupakan rangkaian pendukung amplifier. Kadang beberapa dari kita belum mengerti amplifier mana yang bagus, rakit saja dan hasilnya tidak jauh beda atau bahkan sama saja. Dari itu kita harus mengetahui karakter kelebihan dan kekurangan dari peralatan amplifier masing-masing.

Tone control low noise di sini bukan berarti tanpa noise, tetapi paling rendah noise di antara tone control yang ada di pasaran, misalkan ronica 4 transistor, TL-084, TC-2 LM833 dll.

Langsung ke penjelasan masing-masing komponen...
Potensio 1 berfungsi untuk mengatur intensitas/level sinyal yang masuk dibantu Potensio 2 sebagai balance/penyeimbang. Potensio 2 ini masih dipasang biasa dan merupakan komponen opsional. R1 sebenarnya adalah kapasitor 1-2uF/250V yang bermerek,
tetapi saya lebih memilih menggantinya dengan resistor 1K/5% biasa karena alasan menghindari hum dan gangguan yang sensitif. R2 meminimalisasi gangguan tadi sedangkain R3 menyesuaikan impedansi OP-amp 1. R4 & R5 berfungsi untuk menaikkan penguatan sebesar 1,3 kali. Pre amplifier standar biasanya menggunakan penguatan sebesar 2 kali, tetapi oleh sebagian besar dari kita menganggap ini bernois. Jadi saya memilih nilai 1,3 kali, noise paling minim tetapi sinyal dari Volume sudah cukup membuat lampu peak menyala.

Untuk low noise...
Penyebab nois ada di Op amp 1, apex audio malah menghilangkan stage ini. Bisa
juga step ini dijadikan buffer (jumper R5), penguatan sebesar 1 kali. Turunkan nilai R5 atau naikkan nilai R4 dengan konsekuensi penguatannya menjadi kurang, tetapi tetap berada pada nilai di atas 1 kali karena input mengambil jalur non-inverting, sehingga sinyal dapat & nois berkurang. R4 bisa juga diganti dengan trimpot 10K dan kaki tengahnya masuk ke rangkaian bass adjuster (resonansi bass).

C1 & C6 sebagai filter untuk mengurangi treble/frekuensi tinggi yang berlebihan atau sering disebut pencegah osilasi. R6 sebenarnya adalah komponen opsional yang sedikit membantu menyesuaikan impedansi sistem. R7 idealnya sama dengan R8 untuk mempermudah
memberikan nilai tanda gain pada panel potensio tone control. C2 dan C3 membentuk rangkaian seri filter treble (high pass filter), nilainya semakin besar maka suara yang dilewatkan semakin mid. C4 dan C5 dibantu dengan R9 & R10 membentuk low pass filter (filter bass), semakin besar nilai C ini suara bass yang dilewatkan akan semakin empuk/low (maksimal 47nF), semakin kecil nilai c ini maka sinyal bass yang dilewatkan akan semakin dip (dig-dig, c4=c5=22nF). Nilai yang cocok untuk ini adalah 27-33nF, bukan 47nF (tergantung selera). Pot 3 & pot 4 mengatur level treble & bass, semakin besar nilai potensio ini semakin besar penguatannya (bass & treble-nya termasuk potensio volume). R11 menyesuaikan impedansi keluaran, sedangkan R12 dan led merah sebagai indikator peak yang menunjukkan kalau amplifier sudah diberi sinyal penuh.

Supply maksimum 15V. IC bisa TL074, tetapi dalam pendesainan PCB, IC ini bisa
diganti dengan 2x TL072/NE5532/4558.

Selamat bereksperimen!

sumber: www:elektronikakreatif.blogspot.com

Selasa, 29 November 2011

Cara tuning subwoofer



Cara sebagian orang untuk membuat box subwoofer adalah dengan membuat box yang besar kemudian potong sedikit kemudian tes, potong lagi dan tes lagi sampai mendapatkan nada yang diinginkan.

cara seperti pada gambar di atas biasanya menggunakan box dengan volume yang melebihi spesifikasi drivernya. misalnya, driver 10"(50liter) pada box bervolume 65 liter. Geser sedikit seperti pada gambar, maka nada yang terdengar akan lain, makin tinggi/kick. Kalau driver sub digeser suara semakin baik (ngebass) pertanda bok yang kita buat kegedean.

Selamat bereksperimen...

Senin, 28 November 2011

Hum pada TDA7294



Amplifier kecil output cukup besar dengan transistor final stage
mosfet yang sering dipakai pada beberapa merek speaker aktif komputer, suara bisa
sekencang petasan, TDA7294.

Amplifier kecil ini mampu disupply dengan tegangan 32V CT. Daya output cukup besar, 150 Watt, padahal di datasheet hanya100W saja. Sinyal output TDA7294 cenderung gesit, agresif, dan tidak loyo meskipun pada beban berat.

Ini adalah amplifier mosfet alternatif, karena transistor mosfet (power transistor) sekarang sangat langka, dan kalaupun ada harganya tidak terjangkau. Menggunakan komponen pasif yang bagus seperti resistor metal dan kapasitor bermerek bisa di nomor sekiankan, yang paling penting adalah keaslian komponen aktif (IC), Jalur PCB yang baik (wireing) dan besar trafo power supply.

Masalah hum di sini karena kesalahan pemilihan PCB. Seharusnya yang stereo, bukan yang mono. Tetapi bagaimana kalau PCB yang stereo tidak ada di pasaran? Bisa kita akali dengan penggabungan dua PCB mono? Pasti pengkabelan menjadi kacau, ditambah lagi pembuat pcbnya tidak memperhatikan trek. Rakit dan hasilnya humm...

Solusinya, bisa menggunakan dua power supply terpisah, satu power supply untuk satu kit amplifier. Kalau terpaksa menggunakan satu power supply, pertebal jalur ground pada PCB dengan kabel besar atau kawat email 1,5mm sehingga tidak ada resistansi atau hambatan antar kaki elko ke elko supply (kabel signal ground antar amplifier). Ini untuk memperkecil gangguan. Semakin besar jalur ground semakin baik.

Perhatikan gambar, ada kawat 1,5mm terhubung elko ke elko (maaf gambar buram, dari hp)

selama bereksperimen!

Kamis, 06 Oktober 2011

Modifikasi Power OCL 150 Watt



Pemilihan PCB...
Model PCB yang saya pilih adalah yang mono. Alasanya adalah yang mono lebih mempertimbangkan routing topologi sehingga hasil output cenderung lebih stabil, sedangkan yang stereo lebih ke tata letak artistik .

Modif versi Low voltage (32Vct):
1. Ganti kapasitor 100nF dengan 22nF (khusus OCL 150W)
Ini untuk menyaring sinyal infra bass yang tak terdengar dan suka mengganggu/
menggetar-getarkan daun speaker.
2. Ganti kapasitor elko 47uF/50V yang bawah-tengah (kapasitor resonansi) dengan 22uF/16-50V
Fungsi sama dengan no.1, dan membantu menaikkan hentakan sinyal bass (cocok untuk semua nada bass).
Dua point ini berfungsi untuk menjaga daun speaker dari guncangan bass yang berlebihan
tanpa mengurangi produksi suara (bass-med-treble).
3. Parallel R 100K dengan kramik 1nF (input to ground)
Ini penting untuk kesetabilan sinyal, mengurangi noise yang mungkin masuk, mengurangi tingkat
kerusakan speaker/twiter dan sebagai limiter sehingga output lebih powerful

Modif versi High voltage(42-47Vct):
4. Pindahkan kaki kanan resistor 10K ke ground
Ini untuk menghemat listrik, dan menghindarkannya dari panas
5. Kapasitor elko power supply
2x4700uF 63V(trafo max 45V ct), 4700uF/80V(untuk tegangan lebih dari 45V ct)
6. Ganti ke-3 elko dengan 22uF/100V. Bingung elko yang mana? Ganti semua elko dengan 22uF/100v
7. Ganti transistor A564 (ECB)) dengan 2N5401 (basis tengah EBC)
Transistor D438 diganti dengan MJE340.
D313/B507 diganti dengan MJE340/MJE350 (pemasangan terbalik)
Power Transistor menggunakan Sanken C2922 (sebaiknya dua set tiap speaker)

Kesimpulan...
Pada eksperimen versi Low voltage
Jernih, bass cukup nendang dan pulen, daun speaker lebih stabil dari sebelum dimodif.

Eksperimen High voltage
Cukup nendang, stabil, bass kental, rendah distorsi,. Cocok untuk speaker dengan diameter 15" atau lebih.

Labeli stiker pada casing amplifier low voltage "Stereo Amplifier 2x250Watt" dan Stereo Amplifier 2x500Watt" untuk High voltage.
Daya amplifier 500watt ini cukup besar, bisa setara dengan amplifier rakitan lain yang katanya 1.000watt hingga 3.000watt.

Sampai sekarang saya belum menemukan amplifier rakitan yang memuaskan selain OCL modif ini.
baca juga modif versi terakhir
Selamat bereksperimen! Semoga berhasil!

Selasa, 13 September 2011

Rangkaian peak detector


rangkaian ini dibuat untuk menandakan kalau amplifier telah diberi sinyal maksimum, kemampuan amplifier telah berada pada puncaknya. jika lampu menyala berarti sinyal-volume jangan ditambah lagi.

cara kerjanya adalah lampu led akan menyala jika diberi sinyal yang lebih dari 1,8 Volt, rata-rata amplifier akan jenuh (maksimum) kalau diberi sinyal lebih dari ini.

Rangkaiannya sangat sederhana sekali sampai-sampai kita lupa kalau membuat rangkaian peak singnal bisa dengan cara ini. rangkaian ini dipasang pada output tone control IC, output master mixer, atau input power amplifier. Rangkaian ini tidak akan membebani rangkaian yang lain.
selamat bereksperimen!

Kamis, 04 Agustus 2011

Eksperimen Box Speaker Legacy LG-696-2

Banyak dari teman-teman yang merakit subwoofer kecil ini dan mereka bilang gagal, hasilnya seperti woofer biasa. Subwoofer ini punya karakter cenderung ke bas mid. menggunakan dimensi bok yang besar memang nada gler-nya dapat, tapi nada duk-nya lemah. Mengatasi ini saya mau memilih ukuran yang pas dengan karakter duk-glerr dengan Spl maksimal. 

Bok ini bisa juga diisi dengan speaker 6,5" woofer biasa



Testing...
Menggunakan pengatur frekuensi bass adjuster, karakter duk, bertenaga seperti speaker besar dan masih dapat glerrnya. 50-60Hz glerr, 70-80Hz duk
Kesimpulan:
1. Menggunakan triplek setebal 12mm tdk disarankan, njeder, sebaiknya 15 atau 18mm.
2. Total volume box 15 liter, sesuai spesifikasi yang tertulis di badan driver , 10 liter utk driver + 5 liter untuk slot port.
3. Slot port jauh lebih ampuh untuk menaikan spl daripada port lubang yang dijual dipasaran.
4. Menggunakan 2 unit speaker ini bisa tanding SPL dengan sphinx 10", tentu dengan harga lebih murah & dimensi bok yg lebih kecil

Jumat, 08 Juli 2011

Ukuran Box Speaker ACR (Custom)

Ukuran box spk ACR (seting pada nada woofer):

6,5”: 10 Liter (hifi woofer)
8”   : 25 Liter, subwoofer
10” : 50 Liter (car audio subwoofer)
12” : 80-100 Liter (30~50 mid, 80 standar pro mid-bas, 100 subwoofer) 40x45x60cm
15” : 125-150 Liter (125 standar mid-bas, 135 woofer, 150 subwoofer)50x55x70cm
18" : 175-200 Liter (sub/woofer) 55x65x80cm
21" : 250 Liter (subwoofer)

Perhitungan volume bok:
Dimensi bok speaker di pasaran cenderung kecil dan kurang memuaskan, dan yang berukuran besar cenderung mahal. Untuk itu sebaiknya kita rakit sendiri.
Contoh: panjang * lebar * tinggi = 50 cm * 50 cm * 60 cm
= (5*5*6) dm3
= 150 liter
volume ini include volume kayu, jika menggunakan kayu setebal 1,5-1.8 cm,
Didapat volume asli (volume dalam bok) sekitar 125 liter

Gain:
Dimensi bok yang besar bisa menaikkan gain pada nada rendah.
Gain woofer bisa dinaikkan dengan memperbesar volume bok.

Lebar slot port:
6cm untuk speaker 12"
8cm untuk speaker 15"
10cm untuk speaker 18"

Jumat, 01 Juli 2011

Cara mem-bridge - mem-btl power OCL

Membridge atau membtl dua power amplifier menjadi satu amplifier bisa dengan rangkaian op-amp inverting atau yang sering adalah dengan menyatukannya dengan satu biji resistor 10k-40k (R-BTL)
kudua amplifier bekerja aktif saling berlawanan. Jika amplifier sangat kuat maka daya yang dihasilkan bisa mencapai 4 kali lipatnya (hasil arus 2x, tegangan 2x = daya 4x).

Di mana memasang R-BTL?
pasang R-BTL di kaki R33K (yang ada di jalur speaker) power ch atas ke R yang sama pada power ch2. lihat gambar, nilai-nilai di sini sesuai dengan nilai komponen yang ada di power OCL.
input biasa pada power ch bawah tidak dipakai atau bisa di hubungkan ke ground.
Biasanya R-BTL sama/mendekati nilai R-gain, disini 33K

Catu daya berapa watt...
Jika menggunakan rangkaian 2 x 150W, usahakan menggunakan trafo yang mampu menyalurkan daya sebesar 600W, 10A besar. Akan lebih baik kalau menggunakan 2 power supply, 2 x 300W, atau trafo 2 x 5 A besar. Ini trafo minimal, berlaku untuk main geber-geberan. Power BTL biasanya dipakai untuk mengetes speaker besar, 1 atau 2 unit speaker saja tidak lebih.

update ke..2 5/7/2011

Sabtu, 25 Juni 2011

Eksperimen box subwoofer 10" sphinx sx-1020-2

Eksperimen box pertama menggunakan dimensi 32.5 x 32.5 x 52.5, perkiraan volume 45 literan.
tebal triplex: 12mm
Driver: Sphinx sx-1020-2 double coil
Spesifikasi mirip dengan tipe sx-1030-2, sx-1040-2 dan  prestige magnet besar


pengetesan dengan power amplifier kecil,
hasil tes...
Hentakan bass memang kenceng tapi cenderung boomi, kurang empuk, kering dan bikin kepala pening

Eksperimen box ke-2 menggunakan dimensi 38 x 38 x 52.5 dengan perkiraan volume sekitar 60 literan.
Ini gambar yang sudah diperbaiki, 18 Juni 2015

hasil tes...
Nada bass sangat empuk, mirip yang 12". boomy sudah berkurang, tp tergantung musiknya.
percobaan box subwoofer telah berhasil walaupun pengetesan menggunakan power amplifier IC tanpa tapis subwoofer.

Pernah coba tapis subwoofer home theater 2.1 yang ada dipasaran, hasilnya kurang memuaskan meskipun didukung dengan komponen yang kelihatan bagus.

Ukuran 38 cm adalah ukuran yg ideal, pantes, karena lebih dari ukuran ini, misalkan 40 cm akan terlihat besar. Sedangkan ukuran port slot selebar 4 cm itu tidak berlebihan, dengan panjang setidaknya 60 cm, sampai berbentuk L menekuk. Ini untuk menghindari gaungan bass.

Menggunakan closed box atau box tanpa lubang memang dapat suara low tapi SPLnya sayang kecil, jadi box dengan model ported slot lebih saya sukai daripada closed box ataupun ported dengan lubang biasa ataupun ala polytron.

Kesimpulan:
1. Tebal triplex 12mm tidak di rekomendasi, ikut bergetar, njeder
2. Total volume box yang optimal ada di sekitar 50 literan, kurang dari ini boomi, lebi dari ini
bass terlalu empuk (melepes- getaran konus tanpa menghasilkan suara). Subwoofer USA banyak yang merekomendasi ukuran dengan volume seperti ini, 50 lt.
3. Respon bass terbaik ada di kisaran 35-80Hz, (35-60 empuk, 70-80 jedug)
4. Ada yang menyarankan seperti ini: untuk menghindari standing wave, sebaiknya hindari
pemasangan driver pada titik tengah sisi box. Sekedar info, standing wave itu adalah
gelombang yang dihasilkan oleh dua gelombang (gelombang suara pancar dan pantul di dalam bok) yang saling mengalahkan sehingga jika diukur pada suatu titik, nada tertentu gainnya menjadi
nol atau mendekati nol. Tapi jangan kuatir, ini biasanya terjadi di frekuensi mid & treble.
5. Untuk kontes SPL/ deep, nada bass yang nendang, volume 50 liter + port 5 liter
6. Karakter sx-1020 cenderung masih mengeluarkan mid, ini disesuaikan dengan musik daerah (Indonesia). Seri terbaru dari sphinx yang lebih ke subwoofer, sx-1080

Senin, 23 Mei 2011

Rangkaian pengendali kipas DC untuk power amplifier

Variabel speed DC fan
Rangkaian ini bekerja berdasarkan input sinyal. Kecepatan/putaran kipas tergantung besarnya input sinyal yang berasal dari jalur speaker. Jika tidak ada sinyal maka kipas akan berputar pelan sesuai setingan VR1.
Input supply bisa diambil langsung dari trafo utama power amplifier, 12V CT 12V, jadi tidak perlu penambahan trafo lagi.
Rangkaian ini sudah dites dan tidak menimbulkan dengung.
koreksi : R yang paling bawah: 560 ohm

Kamis, 28 April 2011

Modifikasi tone control matric - penambahan bass adjuster

Rangkaian ini berguna juga untuk mengetahui karakter nada bass dari speaker yang kita rakit. Dengan sedikit rangkaian tambahan yang dipasang pada tone control, kita bisa memilih karakter nada bass sesuai yang kita inginkan. Rangkaian ini mengadopsi sistem resonansi prametric bukan tapis low pass filter yang sering dipakai pada subwoofer biasa sehingga gain spektrum frekuensi menjadi lebih linier.

Rangkaian yang menggunakan catu daya simetris memang sedikit repot di bagian power supply-nya, tetapi audio yang baik memang harus simetris agar lebih kuat dan stabil.

Sebagai contoh untuk dijadikan bahan percobaan, kita pilih tone control matric (bukan promosi).
Gambar di atas adalah rangkaian tone control atau bisa disebut pre-amplifier. Input inverting pada op-amp pertama terpasang jaringan resonansi R-C yang terhubung ke ground. Jaringan ini berfungsi untuk menaikkan nada yang kita inginkan, misalnya nada bass. Supaya frekuensi yang kita inginkan bisa diset (diputar-putar), jaringan ini kita ganti dengan rangkaian di bawah ini:



Rangkaia ini tidak mempunyai terminal input, yang ada hanya terminal Output & Supply.
Rangkaian ini berfungsi sebagai pengganti rangkaian resonansi R-C. Sebenarnya, yang bagus adalah rangkaian L-C seperti pada pemancar radio. C di sini adalah kapasitor yang paling atas, sedangkan rangkaian yang lain berfungsi sebagai pengganti L (induktor).

perkiraan perhitungan dengan pembulatan...
perhitungan induktansi...
L = R1 x R2 x C
L = 470 x 50k x 47nF 1,1 Henry
L = 470 x 250k x 47nF = 5,5 Henry

dengan rumus frekuensi resonansi:
Fo = 1 / 2 x Ï€ x √( L x C )
kita dapatkan...
Fo1 = 1 / 2 x 3.141 x √( 1.1 x 1uF ) = 150 Hz (potensio diputar maksimum ke kanan)
Fo2 = 1 / 2 x 3.141 x √( 5,5 x 1uF ) = 70 Hz (potensio diputar maksimum ke kiri)

silakan koreksi!

Untuk mendapatkan equaliser yang lengkap (sesuai keinginan) pcb di atas harus di cetak dalam jumlah banyak, yang diganti adalah nilai-nilainya saja. Rangkaian ini selain bisa dipasang di tone control IC juga bisa di pasang di rangkaian power OCL, hasilnya cukup memuaskan, karakter bass bisa diset sesuai keinginan kita.

Target rangkaian ini adalah memenuhi keinginan selera semua orang yang berbeda-beda, dan siapa saja bisa rakit bukan hanya yang sudah biasa rakit-rakit tapi bagi yang awam pun bisa mempraktekkannya, selamat berexperimen!

...update ke 3 pada 3Juli 2011

Jumat, 22 April 2011

Percobaan bok speaker subwoofer 12" Sphinx SX-1220

Saya penasaran dengan speaker subwoofer 12", sepertinya suara bass-nya mantap.
saya beli merek SphinX di pasar cikapundung tahun 2003an, katanya sih speaker ini buatan surabaya. waktu itu harganya 225 - 350 ribu. saya pilih dengan harga 225 ribu saja dengan pertimbangan cone berbahan polypropylene, jadi lebih tahan air.

Spesifikasi driver:
Merek : Sphin-X
Model : Sx 1220
Diameter: 12"
Power : 350 Watt

Waktu itu saya beli bok untuk 12" di pasar, dimensinya tipis dengan tebal sekitar 35cm. langsung saya tes. ternyata hasilnya mengecewakan. medium tidak keluar, bass tidak keluar, yang keluar hanya suara getaran cone dan bok, brekk-brek. saya berpikir apa yang salah? ganti bok, suara rada mendingan tetapi tidak se powerfull ACR 1230 fullrange. kurang puas dengan hasil, pecobaan gonta-ganti bok terus dilanjut beberapa kali sampai menemukan yang optimal.




percobaan terakhir yang berhasil adalah dengan memasang secara berhadapan dengan ACR 1230 fullrange. ACR 1230 dipasang dari dalam bok, sedangkan SX-1220 dipasang dari luar bok. Jika ke-2 driver dipasang dan disekrup dari luar hasilnya kurang memuaskan. pengetesan menggunakan beberapa peralatan dari mulai tapis control sub sampai equalizer parametrik. hasil tes sangat memuaskan. rasanya seperti menggunakan speaker super. pada nada low, saya rasa speaker 15" juga kalah jauh.

ukuran bok waktu itu masih menggunakan papan tipis 12mm. dimensi 47.5cm x 47.5cm x 60cm. pemasangan speaker agak menjorok ke dalam 4cm. penempatan unit di pinggir tembok, kalau di tempatkan di pojok rasanya seperti menggunakan 4 unit speaker.

Speaker subwoofer ini ternyata ada kelebihan dan kekurangannya
kelebihannya:
1. penguatan nada bass sangat tinggi, sehingga bunyi getaran bok yang terbuat dari
kayu yang tipis dapat dikalahkan
2. nada gitar bass dan low kick drum sangat kuat dan empuk
3. Jangkauan bass bisa jauh

kekurangannya:
1. dimensi bok yang besar
2. magnet speaker kelihatan
3. nada kendang pada musik etnik/daerah dan dangdut banyak yang tidak cocok alias
bassnya tidak terdengar, subwoofer menjadi percuma. ini salah satu alasan
operator sound belum mau menggunakan subwoofer.
4. hanya cocok untuk nada gitar bass dan low kick drum

Untuk percobaan berikutnya harus menggunakan kayu yang lebih tebal dan jangan lupa pilih yang kuat, cirinya jika kita ketuk menggunakan jari bunyinya tek-tek bukan tok-tok. menggunakan kayu yang lebih tebal berarti dimensi bok harus lebih besar pula, misal 48x50x60, ini sangat besar apalagi untuk sub di kendaraan. Untuk kendaraan roda empat sebaiknya menggunakan yang berdiameter 10" saja karena volume bok cukup setengahnya, misalkan jika menggunakan papan kayu setebal 18mm kita pakai ukuran 40x40x40cm. Jika menggunakan papan kayu yang lebih tipis tentu dimensinya lebih kecil lagi. saya sarankan gunakan papan dengan ketebalan minimal 15mm, pilih yang kuat!

Jika anda mempunyai bok speaker 10" biasa jangan coba-coba mengganti drivernya dengan ukuran 12", suara mid dan treble-nya memang kenceng tetapi bassnya sangat kurang!!!

saran saya, sabaiknya ikuti saja pengalaman yang sudah berhasil!

Selamat bereksperimen!

Eksperimen bok speaker 15"

Eksperimen ini menggunakan papan setebal 18mm. Dengan dimensi 47.5x55x60cm.
Driver menggunakan ACR 15700 berdaya 850Watt. ukuran lubang port sekitar 4x45cm.
perkiraan volume sekitar 125 Liter.
Pengetesan menggunakan power amplifier 300Watt biasa

Hasil test:
Nada bass cukup bertenaga, kuat untuk lapangan. Karakter Kick, jika menggunakan lebih dari satu unit speaker hentakan bisa terasa didada. Saya rasa keunggulan speaker 15" bukan di kick tapi di getaran gitar bass yang membuat badan merinding. tetapi dimensi ini hanya mendukung nada bass kick, lumayan buat acara kecil-kecilan.

Untuk percobaan berikutnya, dimensi bok diperbesar menjadi 55x55x70cm, perkiraan volume 130-150 Liter. Ini standar speaker 15" (hampir cocok untuk semua merek seperti ACR, BS, BW). saya rasa kita tidak usah memperdulikan ukuran khusus tiap tipe/model speaker. Tidak usah pusing dengan beda tipe beda ukuran, seperti teori-teori sederhana yang ditulis para blogger yang memusingkan orang awam. mereka hanya membahas teori copy-paste tanpa membuktikannya, jika dibuktikan hasilnya pasti beda, pembahasannya
akan menjadi panjang. Untuk Ukuran speaker, saya rasa semuanya mirip, pukul rata,
jadi ukuran terakhir adalah ukuran yang ter-optimal untuk driver 15". Gain terkuat ada pada low kick drum yang empuk dan nada gitar bass yang menggetarkan badan.

Selamat ber-experimen!

Percobaan box speaker 12"

percobaan ini menggunakan papan setebal 18mm. Dengan dimensi 47.5x50x60cm.
Driver menggunakan 1280 Black magic berdaya 500Watt. ukuran lubang port sekitar 4x45cm, atau gunakan lubang port 3" dua biji. penggunaan lubang port lebih dari 2 mengakibatkan bass menjadi pecah perkiraan volume sekitar 100 Liter.
Pengetesan menggunakan power amplifier OCL 300Watt biasa

Hasil test:
Nada bass powerfull, kuat untuk lapangan. Karakter Kick, jika menggunakan lebih dari satu unit speaker hentakan bisa terasa di dada. Jika driver diganti dengan ACR tipe lain hasilnya lumayan juga. Nada kick bisa tanding dengan speaker 15" sampai posisi volume jam 10, lewat posisi jam 10 yang 15" unggul tipis. Saya rasa keunggulan speaker 15" bukan di kick tapi di getaran gitar bass yang membuat badan merinding.
sah-sah saja jika speaker 15" dijadikan kick, tapi saya rasa kurang maksimal.

Perbandingan Kit Power Amplifier Rakitan

1. Gain clone (LM3886), TDA7294
TDA7294 sudah menggunakan sepasang mosfet sebagai finalnya, sedangkan Gain clone LM3886 masih menggunakan transistor biasa.


Pengetesan...
TDA7294 supply 32V ct 5A output sebesar 150W rms, ini melebihi spesifikasi di datasheetnya. Untuk LM3886 dayanya jauh di bawah TDA, jujur apa adanya seperti di datasheetnya, 50Watt-an, atau mungkin kurang. Amplifier ini low noise dan low gain sehingga haus sinyal input. Sinyal input harus diperkuat dengan rangkaian super tone control, kalau tidak begini nada bass pas-pasan.
Catu daya yang optimal untuk gainclone adalah 22-25v ct, lebih atau kurang dari ini power kurang maxi, power malah turun. Yang perlu diingat adalah bodi case terhubung ke jalur supply negatif, jadi jangan lupa untuk memasang isolatornya.

Rasanya TDA dan LM ini hanya bisa  mendrive speaker sampai 12" saja, untuk speaker 15" karakter woofernya susah keluar.

Dan percaya atau tidak LM ini memang berdaya 50Watt-an, tetapi 50Watt ini terbagi dalam beberapa daerah frekuensi, dan daerah bass hanya dapat menyalurkan sekitar 4 Watt saja, sisanya ada di mid dan treble, pantas saja nada bassnya masih pecah.

Karakter: TDA7294 fullrange (bas, mid, treble). LM3886 mid, treble

2. OCL (150 Watt)
Rangkaian ini cukup populer. Mereka bilang transistor 2N3055 model jengkol bersuara kasar. Kalau melihat datasheetnya dan membandingkannya dengan MJ2955 mungkin ya. Tetapi hasil tes justru bagus. Suara treble halus, medium jernih, kenceng, bass lumayan. Saya tes dihalaman yang luas pakai ACR C1230, suara bagus, nada bas memang kurang,

kekurangan ini ada di speaker bukan di power. Speaker ganti dengan black magic dan sedikit modifikasi pada boknya nada bassnya baru keluar. Rahasia ada didesain boknya. Sampai saat ini saya belum menemukan power amplifier rakitan yang lebih bagus dari amplifier ini.

Rangkaian paling sederhana dan harga murah meriah. Daya output bisa disesuaikan dengan tegangan supply-nya, kecil sekitar 70 Watt dengan supply 32V ct pada 8 ohm (satu speaker) dan bisa 150W pada 4 ohm (2 speaker). PA ini digeber panas sampai solderan meleleh dan kabel lepas. Pasang lagi kabel, ok lagi. Ini kelebihan PA OCL transistor model jengkol. PA ini optimal untuk men-drive speaker 12". Untuk speaker lebih dari 12", bisa kita modif dengan supply lebih dari 32 volt.

Setelah dimodif, resonasi bassnya cocok dan cukup aktif beda dengan amplifier lain. Dengan supply 42Vct, power pada daerah bassnya baru terhitung 50Watt-an, ini sudah cukup membuat badan merinding dan jantung berdebar, dan itu saya tes belum menggunakan pre-amplifier. Bagi pemakai blazer dll akan berpikir untuk kembali ke OCL ini. :)
Karakter: Fullrange (sub/woofer, mid, treble)




3. Kelas A, mosfet, cresscendo, axl, dan sejenisnya
Beberapa rangkaian ini sudah pernah saya rakit, hasilnya kurang memuaskan. Cocoknya untuk lapangan. Untuk ruangan sungguh sayang listrik. Setingan panas, daya mungkin kurang dari OCL. Amplifier ribet dan transistor mosfet mahal ini tidak saya sukai karena tidak jauh beda dengan amplifier rata-rata. Gain bass kecil mirip power amplifier IC. Maksud PA ini yang diunggulkan adalah di nada treble yang bening pada level volume tinggi (ini kalau bisa nyetingnya). Saya rasa amplifier yang lain juga bening asal jangan dipaksakan.
Karakter: fullrange



4. STK
Menurut percobaan teman-teman hampir sama dengan OCL. Kelebihannya suara yang lebih
halus. Kualitas suara diserahkan ke merek IC ini (Sanyo), kita tinggal memasang komponen luarnya saja. Sayangnya kualitas IC STK yang ada di pasaran diragukan. Bodinya seperti terbuat dari bahan plastik biasa bukan plastik karbon. Harganya sekitar 35 ribu. Toko yang lain malah bilang sudah tidak dijual lagi termasuk pcb-nya, karena IC STK yang asli harganya lebih dari 100 ribu. IC STK versi kecil dari sanyo, LA4440
Karakter: fullrange, LA4440 high gain audio amplifier

5. Blazer
Sering dipakai organ tunggal, hampir semua menggunakan ini. Saya pernah merakit 2 blok mono dengan satu trafo, hasil suara tanpa dengung, ok-ok saja. Dengan penambahan kit master / giga bass output bisa mencapai 400 Watt. Jika output dibebankan ke lampu 63v450w lampu menyala putih. Saya menggunakan trafo 10A/56V atau sekitar 600Watt-an. Karakteristik dari amplifier ini ngebass tetapi kurang detail di mid & treble, ini sifat dari transistor final yang dipasang secara common emitor (maksud saya supply masuk ke kaki emitor, mohon koreksi), sehingga output jalur speaker keluar dari kaki kolektor.

Amplifier ini adalah amplifier lapangan yang cocok untuk digeber. Kalau merakit amplifier perhatikan juga keperluan & intensitas volumenya! kalau volumenya kecil saja, sayang final transistor (sanken) berada pada posisi antara kerja & kurang kerja, ini yang menyebabkan karakter suara jadi kurang detail, heatsink adem. Untuk menambah kejernihannya bisa seting bias arus idle sebesar 100-200mA tiap transistor final, efeknya heatsink menjadi panas.

Dengan transistor 2 set cocoknya hanya kerja di 8 ohm saja (1 speaker/ch).
Amplifier ini haus sinyal input, kalau diberi sinyal yang besar, getaran woofernya cukup terasa.
Karakter: Subwoofer

6. Power amplifier 600W dengan IC LM741 (Varian: Gajah, Morales, dll),
Meniru elektor elrad 95 - ronica raksasa 300w dengan transistor 3 tingkat. Transistor final sering jebol karena kelebihan satu tingkat transistor penguat (darlington). Banyak yang salah pengertian. Sebenarnya rangkaian ini dimaksudkan untuk transistor final yang besar ber-gain rendah dan dipasang dengan jumlah banyak (misal 5 pasang), tetapi orang-orang malah memasangnya cuma 1 atau 2 pasang saja, jelas transistor final sering mati. Dengan gain sebesar ini (darlington 3 tingkat) banyak yang mengaku hentakan bass paling kuat dan terasa, tetapi konsekuensinya transistor bisa rusak. Biasanya transistor yang kuat untuk ini adalah sanken C2922. Karakter suara dari amplifier ini serak, output paling besar (secara teori & praktek) tetapi masih kurang power di daerah bass.  Rangkaian ada kemiripan dengan 300w elektor 11/1995.
Karakter: fullrange, mid kasar


7. Leach Amplifier
Menurut pengalaman yang pernah rakit, tidak jauh beda dengan PA di atas, transistor final sering mati padahal sudah komplit dengan fitur current over-load-protect & overload high frek yang menjaga kesetabilan frekuensi tinggi. Pola rangkaian ada kemiripan dengan Eti 300w. Sebagian transistor tidak bekerja, hanya sebagai penjaga overload saja. Transistor logam 2N susah didapat tetapi banyak yang menggantinya dengan MJE340-350. Output lebih kecil dari amplifier 741, tergantung supply & beban. Katanya sih bassnya lebih pulen. Kata teman, bass yang pulen itu tidak pecah. Amplifier ini lumayan mahal, mending pilih yang lain.

Ini amplifier yang paling haus sinyal input, jangan heran kalau suara outputnya kecil. Amplifier ini harus diimbangi dengan pre-amp/mixer bergain tinggi baru bisa mengeluarkan power 200Wmax.
Dipasang dengan lampu clip detektor-nya, baru keluar daya 40-50Watt-an saja lampu klip sudah menyala.
Karakter: amplifier bersuara imut???

8. Open air
Menurut teman-teman, amplifier ini bersuara mid, kurang cocok untuk low.
komponen pada papan rangkaian lebih sederhana dengan jumlah transistor lebih sedikit. Banyak toko amplifier di pasar cikapundung Bandung menggunakan kit ini. Menurut saya transistor final yang cocok untuk mendapatkan daya besar pada amplifier sederhana ini adalah mosfet.
Karakter: mid

9. Apex
Rangkaian ngarang, tapi banyak yang memuji kalau suaranya bagus. Sepasang transistor kecil berfungsi sebagai penguat sinyal/tegangan sedangkan yang lain berfungsi sebagai penguat arus. NsL 32 adalah led, sedangkan yang sampingnya adalah LDR, rangkaian ini berfungsi sebagai pembatas sinyal output. Output 500W/8Ohm dengan supply 65Vac, tetapi dengan adanya LDR ini sinyal di batas di 300W/8Ohm, tandanya led NSL menyala. Jalur PCBnya memisahkan antara ground ct dengan ground signal sehingga hasil tanpa dengung.
Karakter : mid

10. Matrix 1.4
Saya senang & menghargai amplifier ini. Project open source. Amplifier berpenguatan tinggi seperti amplifier kecil tetapi diterapkan sebagai amplifier besar. Kelebihannya sinyal menjadi agresif,  menghentak, kencang. Gain bas dan power watt sama seperti amplifier biasa.

Amplifier ini lebih mengedepankan keagresifan dan kualitas sinyal yang berusaha menyamai kelas A.
Salah satu sisi negatifnya, amplifier ini cukup pemalu kalau berdekatan dengan transformator.
Karakter: fullrange dengan gain yang sangat tinggi

Dari sekian banyak amplifier rakitan, baru Leach Amp & Apex yang menyertakan layout PCB dengan routing topologi paling baik.

Semuanya mempunyai kelebihan dan kekurangan. Saya rasa SEMUANYA bagus jika kita mengerti/setuju dengan kelebihan dan kekurangannya. Dengan mengetahui kelebihan dan kekurangannya, perasaan kita menjadi baik sehingga kita tidak mudah putus asa seperti langsung mengecap jelek PA tetentu padahal masalahnya belum tentu dari amplifiernya. Biasanya cocok-cocokan, misal kit power ini cocoknya digabung dengan kit yang itu. Jika memakai kit power saja tanpa tambahan kit pendukung yang lain hasilnya kurang maksimal.

Sebaiknya kita jangan terlalu berharap daya besar. Power IC LA4440  20 Watt saja bisa sekenceng power OCL, cuma beda di nada bassnya yang tidak bisa panjang. IC AN7145 berdaya kurang dari 15 watt sanggup menggetarkan kaca dengah satu speaker woofer 6".

Beberapa penjual di toko merancang amplifier dengan rancangan gaya masing-masing dan mengecap amplifier rakitannya lebih baik (nada jernih & bass solid) dari amplifier yang lain. Mereka juga bilang "kami spesialis amplifier, sudah lama dan berpengalaman"
Pernyataan di paragraf ini jangan dipercaya!!! Jangan langsung percaya sama orang yang belum dikenal!!! Penjual memang biasa seperti itu

Bagi yang punya OCL puaslah dengan OCLnya, begitu juga APEX, BLAZER dll... Hal lain yang lebih penting adalah design box speaker, mixer, & pengalaman/pengetahuan operator sound. Biasanya, apa pun amplifier yang digunakan kalau dipegang sama operator yang berpengalaman hasilnya tetap bagus.

Semoga berhasil!

Gain clone LM3886 Amplifier

Gain clone LM3886
sesuai dengan fungsi/aplikasi pada datasheetnya, amplifier ini lebih cocok
untuk ruangan kamar dengan kualitas hi-fi dengan daya cukup, bekerja pada kelas AB.  LM3886 masih menggunakan transistor bipolar biasa sebagai transistor final di dalamnya.




hasil test
Cukup bagus! menggunakan tone control nada treble labih powerfull,
nada bass yang kurang nendang bisa diatasi dengan penambahan tone control dan super galaxy. Salah satu istimewanya, hampir/ tidak ada sinyal transien "duk" pada saat power dinyalakan sehingga tidak perlu penambahan speaker protektor.

Rahasianya ada di Resisror sekitar 22k yang terhubung pada pin 8 dan Vee ditambah
kapasitor elko senilai 1-100uf. nilai standarnya adalah elko biasa dengan nilai 100uf/10V. Saya sarankan untuk menggunakan 220~330uF untuk memperlama waktu delay sehingga suara "duk" bisa dicut sempurna. Seharusnya beginilah power amplifier.

Menggunakan kualitas komponen yang bagus adalah pilihan. Saya rasa menggunakan komponen standar juga bagus, yang terpenting adalah keaslian komponen aktif IC, rute ground pada jalur PCB, dan pengkabelan.

Ada dua tipe, LM3886T dan LM3886TF. Menurut saya yang TF black lebih elegan dan lebih mudah pemasangannya karena tidak perlu isolator. Ingat logam bodinya terhubung ke negatif supply. Biasanya model TF daya outputnya cenderung lebih kecil.

Test speaker black spider BS-15400

Speaker ini bermagnet kecil-sedang. Bertutup dust tengah putih plastik aluminium. Berdaya 400 Watt. Harga sekitar 290k. Saya pakai bok dengan dimensi 48cmx60cmx60cm setingan kick drum, Perkiraan volume 120 Liter. Dites dengan power amplifier 300watt biasa.

hasil test suara kasar (ini rata-rata speaker besar), jarak belasan meter baru terasa halusnya, nada medium hingga fullrange sangat transparan. Daya lempar suara dari speaker ini sangat jauh jika dibandingkan dengan ACR . Cocok untuk orator yang menginginkan suara keras dan jangkauan jauh. Nada bass biasa aja, pas-pasan. Jika dipakai di dalam ruangan sih seperti tidak ada bedanya dengan speaker lain, tapi mungkin juga karena ada kesalahan teknis. ACR black magic juga kadang-kadang seperti ini, cocok-cocokan antara jenis musik yang dimainkan, setingan equalizer, dan ukuran volume box.

Pernah complain ke tokonya, dia test, suaranya lumayan juga bikin getar hati. Dia bilang ada bahan peredam di dalam boxnya, glass wol...


Selamat ber-experimen!

Modifikasi Rangkaian Power agar bass lebih nendang

Ini berlaku untuk rangkaian power OCL, Blazer, morales, dan amplifier simetrik lainnya.

1. Power supply
Cara yang paling mudah untuk mendapatkan nilai watt yang besar adalah dengan memperbesar nilai tegangan power supply. Misalkan power amplifier blazer menggunakan supply 47v CT 47v. ini akan menghasilkan 250W rms per pasang transistor final pada outputnya. untuk catu daya 32v CT 32v (power OCL) jangan paksakan men-drive speaker 15" jika suara bass dirasa kurang. Gunakan  transformator dengan arus setengah tegangan skunder, misal trafo dengan tegangan skunder 30v ct, maka arus nominal haruslah 15 amper.

2. Gunakan minimal 2 rail transistor final (1 rail=1 pasang)
berfungsi juga untuk mengurangi panas dan meringankan kerja transistor.

3. Gunakan speaker bass sesuai karakter yang diinginkan
misal 12" lebih cocok untuk hentakan/kick drum dan treble, sedangkain 15" cenderung ke bas-mid dan gitar bass.

4. Untuk Power Blazer
Power Blazer memang mempunyai gain yang sangat rendah. Beberapa teman berpendapat
bahwa transistor sanken memiliki karakter bass yang sangat empuk, tetapi suara disitu-situ saja alias suaranya tidak bisa menempuh jarak jauh. Ini tidak benar membandingkan transistor berdasarkan kemasan atau mereknya. Transistor-transistor besar rata-rata memiliki penguatan/gain yang lebih rendah, pantas saja suara bass-nya empuk, terkesan lemah. Untuk menaikkan gainnya kita perlu tambahan rangkaian. Pasang kit tambahan berupa rangkaian master mixer atau giga bass yang dipasang pada input blazer. Usahakan gunakan kit dengan catu daya simetrik +12v ct -12v, ini untuk menghindari signal transien yang berlebihan pada saat power dihidupkan. Power Blazer tidak perlu modifikasi, its ok.

5. Modifikasi pada rangkaian:
Tiap rangkaian power mempunyai 5 komponen kecil yaitu IC 0p-amp,
resistor input, resistor gain, dan jaringan R-C. Resistor gain dibantu dengan
R input berfungsi untuk menaikkan penguatan (gain). Penguatan yang berlebihan akan
menimbulkan noise. Biasanya nilai R gain ini sebesar 15k untuk power blazer,
22k untuk gain clone, 33k untuk power OCL. Semakin kecil nilai R-gain akan semakin kecil penguatannya, tetapi semakin low noise. Rangkaian R-C berfungsi untuk resonansi bass. Nilai R-C ini berkisar 560 ohm & 47uF (OCL) sampai dengan 1k-100uF. Menariknya di sini, semakin besar nilai C (elko) nada bass-nya semakin empuk. Sebaliknya semakin kecil C nada bass semakin mid. nilai C ini maksimal adalah 47uF untuk gitar bass yang menggetarkan badan, untuk nada bass kendang dan drum yang menghentak di dada gunakan nilai C 10-22uF tidak lebih.

Kapasitor input untuk power OCL biasa, ganti C input 100nF
dengan 22nF, kapasitor kecil ini jangan khawatir kekurangan bass. Nilai 22nF sangat cocok jika tone control menggunakan transistor seperti PCB ronica sc-006 (tone control transistor).

Untuk tone control yang menggunakan IC, C input jangan diganti dengan nilai keci tapi justru dengan nilai yang lebih besar, misal 220nF. Untuk 4 kapasitor yang ada di kaki potensio bass biasa menggunakan 33nF seperti di PCB ronica, bukan 47nF(ini kurang nendang).

Untuk kesetabilan frekuensi (bass-mid-treble) pasang kapasitor tambahan sebesar 1nF di resistor 100k (input power) secara parallel, ini akan membatasi signal noise yang mengganggu. Dengan kapasitor ini menjamin rangkaian dan speaker bekerja dengan karakter bass . Jika power dalam keadaan on dan kita sentuh inputnya, yang terdengar harus nada bass yang powerful, bukan jeritan treble yang mematikan tweeter.

selamat bereksperimen

...update pada 3 Mei 2013

Mengatasi Dengung dan Noise pada Rangkaian Audio Power Amplifier

Power amplifier yang kita rakit kadang menimbulkan dengung kecil karena grounding
yang kurang sempurna.

MENGATASI DENGUNG:
1. Jauhkan rangkaian yang sensitif dari transformator, dimensi casing tidak terlalu kecil.
Salah satu blog malah menganjurkan untuk memakai dua bok, satu bok khusus untuk transformator. Untuk amplifier dengan trafo toroid atau trafo besar, sebaiknya hanya berisi rangkaian power ampli saja, tanpa tone control.
2. Rubah posisi transformator, sisi samping menjadi sisi bawah (trafo menjadi tinggi) dengan
tulisan menghadap rangkaian yang sensitif
3. Gunakan spacer pada tiap papan PCB setinggi setengah tinggi trafo, misalkan setinggi 2,5cm atau lebih sehingga papan PCB sejajar dengan inti/pusat transformator, di sini efek medan terlemah.
4. Sebaiknya menggunakan satu modul stereo daripada dua modul mono
ini untuk menghindari kesalahan pengkabelan. Jika terpaksa, usahakan ukuran
kabel antara modul kanan dan kiri sama panjang dan sependek mungkin.
5. Sebaiknya ambil jalur ground untuk speaker dari ct elko bukan dari ct trafo,
jika di papan pcb terpasang dua elko besar (seperti elko power supply), ambil
jalur ground speaker dari sini, dan cek dengar!
6. Untuk power supply radio (TX ataupun rx) yang sangat sensitif, gunakan kapasitor
4x100nf, pasang 4 kapasitor ini dengan mem-parallel pada tiap dioda (bridge).
7. Pada rangkaian tone control IC op-amp yang menggunakan catu daya simetris,
pemasangan kabel ground cukup diambil dari kabel ground signal saja. sebaiknya
IC power supply (7812) dipasang dekat dengan power supply utama, bukan
dipasang dekat tone control.
8. gunakan selalu kabel stereo yang terselubung sempurna (kabel stereo warna
merah putih yang tertutup ground dan terbungkus kulit transparan.
9. Untuk power supply, gunakan kapasitor elko sebesar 2200uF per amper
10. Perbesar kabel ground dan sependek mungkin, terutama sepasang elko (jalur ct antar elko) power supply (bisa dicoba untuk amplifier blazer)
11. Untuk amplifier yang dipasang dengan komputer sebaiknya casing jangan di ground tanah kalau casing PC sudah diground tanah
12. Pasang tiap kit rangkaian tanpa meng-groundnya lewat mur/baud/spacer. Jangan sampai jalur ground yang ada di lubang pcb terhubung ke casing/box. Jangan ikuti ground ini. ground yang menempel ke casing harusnya satu saja. bila perlu gunakan spacer plastik

MENGATASI NOISE:
1. Gunakan komponen aktif (IC) yang berkualitas seperti TL084, TL074, bukan
LM324. LM324 merek apapun noise. Sablonan TL084 yang lebih terjamin asli berwarna kuning (ST), bukan putih. Untuk saat ini, IC TL084 yang disablon putih tidak stabil bekerja difrekuensi
tinggi (treble pecah & lebih noise). Untuk IC 4558 (NE5532) gunakan JRC4558D sablon warna putih biasa atau TL072 - TL082 kuning, LF353 noise. LM741 (NE5534) bisa diganti dengan HA17741 hitachi, LF351 mungkin noise juga, belum pernah coba.
kita tidak usah mencari-cari yang bermerek dan harga yang lebih mahal karena ini yang paling low noise.
2. Jika perlu, pada rangkaian power amplifier OCL, turunkan gain-nya dengan menurunkan nilai
resistor gain yang ada di jalur speaker dari 33k menjadi 22k, ini meniru gain-clone amplifier yang lebih rendah noise.
3. Sebaiknya sederhanakan rangkaian, rangkaian yang terlalu komplek lebih rentan terhadap noise dan gangguan.
4. Sebaikya potensio/volume dipasang di-input power amplifier, seperti amplifier professional tanpa tone control.

...diperbaiki pada 8 September 2011

Senin, 14 Maret 2011

UKURAN KAWAT EMAIL TRAFO

kawat email ukuran 1mm kuat arusnya berapa?
Saya cari di google, kok yang muncul kekuatan kawat untuk kabel,
bukan untuk trafo. wah ini ada yang ga beres, salah pengertian.
Banyak blog tulisannya cuma kopy paste aja, sama persis.
ini tabel asli dari elektronikakreatif.blogspot.com

nb: -> Utk trafo CT, cukup 1/2 dari arus nominal,
misal trafo 5A kecil menggunakan kawat 0.7mm(2.5A)
-> Arus yang sebenarnya bisa lebih besar/kecil
tergantung beban rangkaian
-> Kawat untuk trafo 5A besar = trafo 10A kecil
-> Trafo 5A/10A besar biasanya dipasang untuk PA stereo

Jumat, 04 Maret 2011

KIT INVERTING UNTUK MEMPERTAHANKAN NADA BASS

(Rangkaian inverting, pembalik fasa180’ power doubler, mirage atau bridging adapter)

Power amplifier stereo dirasa kurang di nada bass, tetapi kalau satu speaker saja yang bunyi suara bassnya terasa mantap, ini ada beberapa kemungkinan, pertama satu kabel speaker terbalik, coba bolak-balik dan tes nada bassnya. Jika masih, kita perlu menggunakan 2 power supply atau mencoba memakai rangkaian ini. Catatan rangkaian ini bekerja untuk power amp satu trafo yang dirasa kurang daya dengan 2 speaker (stereo). Salah satu kabel speaker (output) harus dibalik, ini tidak apa-apa, hanya permainan fasa untuk meringankan kerja trafo dari hantaman bass.

Sebaiknya sebelum kita mecoba rangkaian ini, balikkan salah satu kabel speaker dan tes kedua speaker dengan nada-nada bass, hasil bassnya harus saling mengurangi (bass-bass=0). Selanjutnya lepaskan salah-satu speaker dari boknya dan balikkan (driver speaker menghadap ke dalam bok), hasil bassnya harus bertambah (bass+bass=2bass). Salah satu toko kaset di kota Indramayu ada yang memakai cara sederhana ini, tentu kelihatan magnet speakernya, besar.

Jantung rangkaian ini menggunakan IC dengan 2 op-amp, bisa bertipe JRC4558, LF353, TL072, TL082, NE5532 dan setipenya. Vcc= +/-70Vdc. Jika Vcc= +/-42Vdc, ganti nilai R9 & R10 dengan 2K2, sebaiknya yang 2 watt.
Op-amp 1 berfungsi sebagai buffer, sedangkan op-amp ke-2 berfungsi sebagai pembalik fasa 180’, keduanya memiliki penguatan sebesar 1 kali.

Daftar komponen:
R1,2,5,6.......... 100K
R3,4................ 2K2
R7................... 100
R9,10.............. 2K2-3K3/2W
C1,2............... 100uf/25V
D1,2............... Zener 15V
IC1................. TL072

maaf skema hilang,
skema menyusul...



Skematik dan pcb sedang diperbaiki...

TIPS TRIK AUDIO AMPLIFIER

Rangkaian power amplilfier dari dulu sampai sekarang tidak banyak mengalami perubahan. Ada yang bilang rangkaian ini bagus, rangkaian itu bagus tapi pas dirakit
dan dites ternyata hasilnya tidak seperti yang kita harapkan. Masalah yang ada biasanya
treble kurang halus, suara kurang kenceng, suara pecah, dengung,
dites ditengah lapangan suara bass hilang. jadi kita tidak harus percaya omongan orang 100%. Kualitas amplifier built-up pasti berbeda jauh dengan amplifier rakitan, rangkaian boleh sama  tapi kualitas akan bergantung pada siapa yang merakitnya.

Berikut ini ada beberapa trik yang perlu dicoba.

MENGATASI DENGUNG:
Dengung biasanya terjadi pada audio amplifier dengan sumber arus ac. Pada kit amplifier biasanya tidak sensitif dengung, tetapi jangan dipasang terlalu dekat dengan trafo, kawat pada papan pcb yang merupakan tembaga bisa menerima sinyal ac. Sinyal ac ini diperkuat sampai beberapa puluh kali sehingga bisa terdengar di speaker, terrr, nguuung.

SETING TRIMPOT ARUS IDLE:
Putar trimpot arus (jika ada) sampai mengalirkan arus sebesar 50-100mA pada tiap transistor power, tujuannya untuk  menghindarkan cacat treble pada posisi volume di atas jam 10. Resikonya heatsink jadi panassss! (ini tanda setingan klass A-AB)

MENGATASI SUARA LOYO/KURANG KENCANG:
Gunakan rangkaian pre-amp untuk menaikkan sinyal minimal sebesar 2 kali. Biasanya dan seharusnya rangkaian pre-amp ini menggunakan IC op-amp dengan supply minimal +12V -12V. Naikkan nada mid-nya! Rahasianya bukan di nada mid-nya saja tapi sinyal output dari IC op-amp biasanya besar.

TREBLE PECAH:
Treble yang berlebihan akan merusak power amp, tenaga bukannya keluar malah ngedrop. Mengatasinya, bisa menggunakan crosover atau limiter. Pada amplifier rakitan, pasang kapasitor filter 1nF pada input power amp ke ground untuk menjamin sinyal tidak cacat. Gunakan selalu komponen aktif yang berkualitas seperti IC dan transistor.
Gunakan kabel yang besar dan sependek mungkin, terutama untuk kaki transistor power, dan sebaiknya transistor ini langsung disolder ke pcb.

BASS HILANG DI LAPANGAN:
Biasanya masalah ada di desain model bok speaker dan penempatannya. Coba gunakan driver speaker yang mempunyai diameter spul besar (2-3") dipasang dengan ukuran  bok yang cocok. Biasanya disertakan contoh parameter dan referensi dimensi bok, tetapi referensi box yang diberikan tidak selalu sesuai dengan yang diharapkan, tidak hanya pada ACR, Kicker Subwoofer pun begitu. Ukuran bok biasanya lebih besar dari bok -bok yang dijual di pasaran. Dinding bok harus tebal, kuat dan harus diLEM!!! Bok yang dilem dengan yang tidak akan beda suaranya, terutama nada bass, buktikan!!! Baca juga Power OCL modif untuk speaker 15" & 18"

DAUN SPEAKER BERGETAR LIAR
Konus atau daun speaker yang bergetar liar hampir tak terkendali bisa disebabkan dari desain amplifier itu sendiri yang terlalu mengedepankan kualitas sinyal pada frekuensi rendah hingga frekuensi tinggi, desain bok speaker yang tidak mau  merespon bas dengan sempurna, dan bisa juga dari transformator yang lemah. Tegangan transformator yang naik turun pada saat speaker digeber dapat membuat daun speaker naik turun juga dan cenderung liar tidak stabil. Ini yang membuat karakter amplifier seperti lemah, loyo, dan kurang tenaga. Disarankan menggunakan trafo dengan supply arus minimal 5 Amper untuk tiap speaker.

PEMILIHAN KOMPONEN:
KAPASITOR SUPPLY...
Biasanya power untuk lapangan menggunakan supplay trafo 50V CT 50V, atau minimal 40V ct 40V. Semakin besar tegangan supply semakin besar watt yang tersalurkan walaupun di rangkaian cuma tertulis 300-400 Watt saja. Tentu saja ini menggunakan kapasitor elko dengan voltase 80-100V. Kapasitor 10.000uF/100V akan sama dengan 4X10.000uF/50V.
Usahakan untuk menggunakan elko yang kuat di temperature 105 ‘C. Kapasitor ini kuat di supply lebih dari voltase nominal yang tertulis di badannya, biasanya dilebihkan sebesar 25%. Sebagai contoh kapasitor 4700uF/50V 105’C akan sama dengan 4700uF/63V 85’C. Supaya elko ini tidak cepat meledak jika diberi tegangan penuh, usahakan temperaturnya sedingin mungkin.
Ukuran kapasitor biasanya sekitar 2x4.700uF untuk tiap speaker. Stereo amplifier 4x10.000uF.

SENSOR PANAS
Berupa transistor, transistor ini biasanya bertipe MJE340 atau bisa juga BD139 letaknya ada ditengah, diapit oleh sepasang transistor yang bermodel sama. Transistor ini harus dipasang pada  main heatsink untuk  mendeteksi panas yang dihasilkan oleh transistor power. Kerjanya untuk menurunkan arus bias pada saat heatsink panas. Terus kenapa heatsink dan transistor power harus diset diposisi panas? Ya tujuannya tidak lain untuk menghindarkan sinyal dari cacat (di kelas A atau AB), dengan konsekuensi panas. Kelas ini tidak perlu dan tidak akan terasa jika kita hanya menginginkan nada bass saja. Tujuan seting pada. kelas AB adalah suara tetap jernih walaupun volume diputar diposisi maksimal (di tengah lapangan). Rasanya tidak mungkin, tapi ini lebih mendekati.

HEATSINK YANG BERUKURAN BESAR
Bukan hanya kapasitor elektrolit yang lebih mudah meledak di temperatur tinggi, transistor power juga bisa break jauh di bawah tegangan break aslinya. Sebagai contoh transistor 2SC5200 mempunyai tegangan break sebesar 230Vdc, tetapi jika temperaturya tinggi maka nilai tegangan break-nya akan turun jauh di bawah nilai ini, akibatnya transistor cepat rusak. Penggunaan heatsink dan kipas pendingin sangat penting bukan hanya untuk menurunkan panas, lebih dari itu dapat menghindarkan transistor dari break/rusak dan output yang melemah. Semakin panas temperatur maka akan semakin kurang kemampuannya. Penggunaan pendingin ini diharapkan agar komponen tetap fresh, fit dan tahan lama.

Tambahan: protektor pada power built-up atau pabrikan kadang tidak berfungsi kalau heatsink sudah panas, ini yang membuat power pabrikan rusak. Seberapa pun amplifier dibuat aman kalau operator kurang memahami, perangkat bisa rusak. Atau mungkin amplifier pabrikan didesain untuk itu, umur amplfier di-timer?  

TRANSISTOR POWER
Banyak sekali tipe dan model transistor ini, sebagai contoh MJ15003-4 & MJ15024-5 dari Motorola, tapi sayang komponen ini sudah tidak diproduksi oleh Motorola lagi tetapi dari ON semiconductor. Hanya beda merek bisa mengurangi kualitas. Transistor model jengkol biasanya lebih kuat di temperature tinggi, mungkin karena lebih kedap udara. Menurut beberapa teman, karakter dari transistor jengkol ini lebih kuat ke mid, terutama kalau sudah panas. Kalau sudah panas, kekuatan power transistor turun, gain/penguatan naik, mudah sensitif, perkiraan desain proteksi/keamanan meleset jauh, cukup berbahaya!

2SC5200 dari Toshiba, transistor ini dalamannya sama besar dengan Sanken 2SC2922, dan keduanya akan break jika temperaturnya terlalu panas. 2SC2922 Sanken mengeluarkan butiran-butiran timah jika dipanaskan, ini kelemahan.
2SC3281, transistor ini paling populer, paling linier di temperatur dingin-hangat dan sering dipakai pada  professional amplifier, tetapi Toshiba tidak lagi memproduksinya, gantinya ya C5200. Jika  transistor C3281 masih ada di pasaran, maka itu kemungkinan besar adalah palsu!!!
Karakter Sanken 2SC2922 diakui paling empuk. Toshiba 2sC5200 low juga dan paling banyak disukai karena karakternya dianggap paling linier dan cocok dengan selera telinga audio diyer.

TRANSFORMATOR
Ada dua model transformator yang sering dipakai, yaitu model EI (kotak/konvensional) dan model Toroid (Cincin/donat). Ada yang bilang trafo model toroid lebih bagus karena memiliki kobocoran fluk yang lebih kecil, pada kenyataannya sama saja, atau mungkin radiasi toroid lebih besar. Rangkaian-rangkaian yang sensitive terhadap flux ini adalah rangkaian yang berpenguatan tinggi seperti pre-amp head dan pre-amp mic. Rangkaian ini biasanya dipasang horizontal/datar sejajar dengan susunan kawat email trafo konvensional sehingga rangkaian menerima dengung yang lebih besar. Berbeda dengan trafo model toroid yang kawat emailnya tersusun secara vertical sehingga kawat-kawat ini tegak lurus dengan kit-kit rangkaian.
Efeknya adalah fluk yang di terima kit pre-amp head lebih kecil. Untuk mengatasi agar fluk ini tidak  masuk ke rangkaian adalah dengan men-shelding/ membentengi dengan plat berbahan aluminium padat kedap oksigen. Plat ini tentu saja dihubungkan ke ground melalui kabel. Untuk menyamai transmisi fluk secara vertical, trafo konvensional perlu di pasang miring (sisi samping dijadikan sisi bawah) sehingga susunan kawat trafo tegak berdiri, cara ini sering dipakai pada power-power built-up lama. Ini membuat kita harus memilih casing yang tinggi.

Tegangan 50V CT 50V bisa didapatkan dengan menggabungkan 2 transformator 25VCT25V, CT tidak dipakai, kaki 25V dijadikan 50V sehingga kaki satunya menjadi CT, sehingga jumlah total adalah 100V atau 50VCT50V. Ini pantas dipakai untuk pwr amp berdaya di atas 500Watt.

Untuk keamanan, speaker berdiameter 6" biasanya disupply dengan trafo 12v ct, speaker 8" dengan tegangan 18v ct dst. Untuk home audio, nominal arus pada transformator minimal 1/4 dari nominal tegangan trafo, dan arus nominal untuk audio pro 1/2 dari tegangan trafo, cukup besar kan?.

FUSE
Sifat rusaknya bahan semikonduktor/transistor power amplifier adalah short, jika menggunakan supply yang cukup tinggi maka rusaknya satu transistor ini akan mengajak pasangannya untuk  rusak pula. Agar rusaknya transitor ini tidak berjamaah perlu adanya  pemasangan sekering. 1.5A per power transistor dirasa cukup.

PENULISAN DAYA AMPLIFIER
Sebesar apa pun amplifier yang kita punya hanya disarankan untuk main di beban 4 Ohm atau 2 speaker /channel, stereo amplifier jadi 4 speaker. Kita ambil gampangnya, amplifier yang ada tulisan 2 x 600 Watt, speaker yang cocok adalah speaker yang ada tulisan 600 Watt juga, ini lebih aman. Kalau daya amplifier lebih besar dari nominal daya speaker, ada kemugkinan speaker bisa rusak. Rangkaian proteksi yang ada di dalam amplifier tidak bisa  mengamankan masalah ini.

Beda diameter speaker atau beda nominal daya beda pula kekuatan amplifiernya. Biasanya operator sound lebih cari gampang.  Speaker 4 x 12" di drive dengan satu stereo amplifier (2 x 400-600Watt). Speaker 4 x 15" di drive dengan stereo amplifier 2 x 800 Watt, tiap kelipatan 4, dst